A.
KONSEP
PERAN
1. Definisi
Peran adalah harapan bersama yang menyangkut fungsi-fungsi
di tengah masyarakat. Penting pula diketahui bahwa peran hadir secara
berpasangan, dimana masing-masing diharapkan bisa memainkan perannya dengan
baik. Peran harus memiliki serangkaian fungsi-fungsi tertentu, yakni suatu
manfaat atau tugas di tengah-tengah masyarakat agar mempunyai makna (Boeree,
2008).
Peran
adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan baik formal maupun informal. Peran juga diartikan sebagai
kemampuan individu untuk mengontrol atau mempengaruhi atau mengubah perilaku
orang lain (Supartini, 2004).2. Permasalahan-permasalahan Peran
Terdapat banyak
peluang masalah sehubungan dengan peran di masyarakat. Pertama-tama, mungkin
saja terjadi kesalah pahaman diantara masing-masing anggota masyarakat, sebagai
contoh kita tidak menyadari bahwa kita diharapkan oleh orang lain untuk
mengemban peran tertentu. Sumber permasalahan lainnya adalah kita umumnya
memiliki banyak peran dalam hidup ini, dan hal ini dapat menimbulkan konflik.
Bahkan dalam satu peran sendiri pun mungkin terkandung banyak peran, tergantung
pada situasinya. Terakhir, seseorang dapat pula
dibingungkan oleh perannya sendiri. Banyak orang yang menghadapi masalah karena
tidak dapat meninggalkan pekerjaannya saat kembali ke rumah, dan begitu pula
sebaliknya (Boeree, 2008).
3. Peran Orang Tua
Peran
adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil, sementara untuk posisi
tersebut merupakan identifikasi dari status tentang seseorang dalam suatu
sistem social dan merupakan perwujudan aktualisasi diri. Peran juga dapat
diartika sebagai bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada
situasi sosial tertentu (Mubarak, 2006).
Menururt
Notoatmodjo (2003), berkaitan dengan kesehatan keluarga maka orang tua
merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan, karena merupakan peletak dasar
perilaku. Sebab secara naluriah suka atau tidak mereka harus merawat dan
mengasuh anak dari mulai menggendong, memandikan memenuhi kebutuhan anak
termaksud mengembangkan kemampuan anaknya.
Perhatian dan
kedekatan orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan anak dalam mencapai apa
yang diinginkan. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari
orang tuanya. Tapi, kasih sayang yang diberikan secara berlebihan akan mengarah
memanjakan, bahkan dapat menghambat dan mematikan perkembangan kepribadian
anak. Akibatnya anak menjadi manja, kurang mandiri dan ketergantungan pada orang
lain (Soetjiningsih, 1995).
Peran
orang tua sangat dibutuhkan dalam perkembangan psikologi anak. Orang tua
merupakan pemberi motivasi dan membantu dalam kecemasan dan mencari tahu apa
yang mesti dilakukan untuk terus mengembangkan identitas dan kemandirian anak,
sehingga diharapkan orang tua dapat memberikan perhatian dan kasih sayang
sepenuhnya pada anak. Kedekatan anak dan orang tua memiliki makna dan peran yang sangat dalam setiap
aspek kehidupan keluarga (Mubarak, 2006).
Menurut
Effendy, (1998) peran orang tua untuk membantu anak retardasi mental meliputi:
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku mandiri disekolah dan dirumah.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa tanpa
bantuan dari orang lain.
c. Memandirikan anak sesuai dengan
tingkat-tingkat perkembangannya
Untuk memandirikan
anak retardasi mental maka orang tua diharap
memperhatikan kebutuhan anak dan memberikan bimbingan yang tepat. ada
beberapa yang perlu dipelajari oleh anak
retardasi mental terdiri dari (Effendy, 1998):
1. Bahasa
dan bicara
2. Keterampilan
bersosialisasi
3. Kemampuan merawat diri sendiri
4. Sensori
motor
5. Motivasi